KADO UNTUK BUNDA
Ada seorang anak laki laki berseragam SMP menuju ke parkiran
motor dengan lesu. Dia mengendarai motor dengan tidak berhati hati. Hatinya
sedang tidak karuan. Setiba di rumah, dia berjalan lemah menuju kamarnya.
“Gimana raport mid semesternya, Riko?”Tanya seorang Ibu yang
berjalan mendekati Riko.
“Seperti biasa.. Udah lah Bunda, nggak usah dibahas! Aku
nggak bias membahagiakan Bunda!”jawab Riko.
“Kamu pasti bisa kok.. Keinginan Bunda kamu menjadi anak
yang baik.. Jangan nongkrong terus.. Belajar yang rajin..”ujar Bunda Riko.
“Nggak tau lah Bunda.. Aku capek!”sahut Riko bergegas ke
kamarnya.
Riko
berbaring di kamarnya. Terbayang. Dia teringat kasih sayang Bundanya. Bundanya
bukanlah Ibunya. Tetapi adik Ibunya yang sudah merawatnya sejak SD. Orang tua
sebenarnya Riko sudah lama bercerai. Riko pernah mengalami depresi karena
masalah itu. Untung saja ada malaikat cantik merawatnya dan sudah menganggapnya
anak sendiri. Dialah perempuan yang dipanggil Bunda. Riko selalu ingin membalas
jasa dengan cara membahagiakan Bundanya. Riko ingin menghilangkan kebiasaan
nongkrong bersama teman temannya sampai pulang malam. Dia ingin menjadi anak
yang baik seperti apa yang diharapkan Bundanya. Tak terasa air mata Riko
menetes di pipinya. Dia sangat sedih. Tiba tiba ada yang mengetuk pintunya. “Oh
Bunda!”gumam Riko sambil membersihkan muka dari air matanya. Pintu kamar pun
terbuka.
“Riko, Bunda balik ke Blitar lagi ya.. Jaga diri.. Belajar
yang rajin..”ujar Bundanya mendekati Riko.
“Hmm.. Iya Bunda..”jawab
Riko.
“Ya udah Bunda berangkat dulu..”kata Bunda.
“Hati hati Bunda..”kata Riko dan Bundanya tersenyum.
Malamnya
Riko tidak nongkrong dengan teman temannya yangtidak jelas itu. Dia pergi ke
warnet. Dia bermain game kesukaannya.Tiba tiba ada anak perempuan yang terlihat
seumuran dengannya. “Yee, aku bias rank 1.. Semoga waktu semester rank 1 lagi ya..”sorak anak perempuan itu.
“Iya.. Amin..”kata Ibunya.
Riko
terdiam dan tidak bermain lagi. Dia berpikir ingin seperti anak perempuan itu.
“Hey, niat main game nggak sih?” Malah bengong.. Kayaknya sedih.. Ingin nangis?”Tanya anak perempuan itu tiba
tiba duduk di sebelah Riko.
“Siapa kamu? Bukan urusanmu..”jawab Riko.
“Aku Lisa.. Cerita aja adik.. Mungkin aku bias bantu..”
“Adik? Enak aja.. Kelas berapa?”
“1 SMA.. Hhaha..”
“Hah? Hmm.. A.. a… Aku boleh cerita? Aku ingin punya temen
curhat yang baik..”
“Boleh.. Aku anggap kamu jadi adikku..”
“Aku ingin sepertimu.. Jadi anak yang baik dan pintar.. Aku
ingin membahagiakan Bunda..”
“Hmm.. Kayaknya kamu sayang banget sama Bundamu.. Aku
kagum.. Meski kamu nakal, kamu msih punya kasih sayang..”
“Bundaku memang bukan Ibuku.. Tapi dia yang merawatku.. Udah
lah kamu mau ngajarin aku dan merubah aku jadi anak yang baik?”
“Mau.. Kamu kan adikku..”
“Hash! Kapan mau ngajarin?”
“besok deh.. Aku tunggu di warnet.. Jangan lupa bawa buku..”
“Oke..”
Keesokan
harinya Riko membawa buku ke warnet. Lisa mulai mengajari Riko sedikit demi
sedikit. Awalnya Riko malas sekali. “Niat belajar nggak! Kuncinya harus
semangat!”kata Lisa. “Iya..”jawab Riko. Akhirnya mulai bersemanagat belajar.
Bab demi bab telah dilaui. Dan Riko mulai mengerti dan bias mengerjakan soal
soal yang ada di buku. Lisa tetap sabar mengajari Riko.
Hari demi
hari di sekolah, Riko menjadi semangat belajar. Setiap tugas se;lalu
dikerjakannya. Setiap ulangan dikerjakannya danmendapat nilai yang bagus. Teman
temannya kaget karena perubahannya.
Dua bulan
kemudian, riko akan menghadapi ulangan semester 1. Dia belajar bersama dengan
Lisa. Lisa juga ulangan semester.
“Lis, apa aku bias rank 10 besar?”Tanya Riko
“Pasti bias! Percaya aja!”kata Lisa
“Tapi.. Aku takut ngecewain bunda lagi..”kata Riko
“Kamu pasti bias.. Jangan negative donk mikirnya..”sahut
Lisa
“Okelah.. Semangat!”Sahut Riko sambil tersenyum.
Satu minggu
Riko mengahadapi ulangan semester. Hari demi hari dia mengerjakan soal ulangan
dengan semangat dan percaya diri. Dua hari sebelum pengambilan raport. Riko
mengobrol dengan Lisa.
“Gimana ini ulangannya?’tanya Lisa
“Hahha bagus deh.. Kapan raportnya?”
“Besok Sabtu.. Astaga besok Sabtu kan Bunda ultah! Aku ingin
kasih kejutan atau kado.. Tapi uang jajanku habis..”
“Ya ampun! Dasar! Kadonya kejutan kamu rank 10 besar aja..”
“Oh iya.. Nggak 10 besar lagi malah 5 besar! Haha..
Bercanda..”
“Mungkin aja terjadi..”
“Amin..”kata Riko tersenyum.
Sabtu
keesokannya, Bunda Riko yang akan mengambil raport. Riko bersantai di rumah
karena libur. Bunda Riko mengambil raport setelah pulang dari kerjanya. Di
rumah Riko gelisah akan hasil raport. Dua jam kemudian Bunda Riko dating. Riko
segera menyambutnya.
“Bunda! Gimana rapirt Riko?” Tanya Riko
“Rank 5! Slamat ya! Anak Bunda memang pintar..”jawab Bunda
“Hah? Yang benar? Asyik!”teriak Riko kegirangan
“Oh ya! Bunda Selamat ulang tahun ya.. Semoga Bunda bahagia
selalu..”
“Makasih sayang..”
“Tapi Riko nggak bias ngasih apa apa.. Maaf Bunda..”
“Kamu rank 5, Bunda udah bahagia.. Itu kado dari Riko..”
“Bunda.. Akhirnya Riko bias membahagiakan Bunda..”
“Iya.. Maksih ya.. Kamu mau ditraktir apa?’
“Apa ya? Terserah Bunda aja deh.. Tapi ajak Lisa ya..”
“Siapa? Pacar kamu?”
“Bukan.. Dia sahabatku.. Lebih tua dari aku.. Dia yang
mengubah aku jadi gini..”
“Wah.. Bunda harus berterima kasih sama dia..”
“Iya Bunda..”
Malamnya,
Riko dan Bundanya mengajak makan di rumah makan.
“Makasih ya Lisa kamu sudah merubah Riko..”ujar Bunda Riko
berterima kasih
“Iya makasih ya Lis..”kata Riko
“Udah santai aja.. Sama sama tante..”jawab Lisa tersenyum
Semenjak
itu, Riko menjadi anak yang baik dan lebih berprestasi.